What's Up Q? - Toilet Training
September 19, 2015
Qavi lolos toilet training, yay..!!
Sebenernya proses toilet training Q sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu, tapi cuma sekedar pengenalan toilet duduk dan potty training aja, tanpa lepas popok. Itupun guenya masih belum konsisten. ^^!
Hasilnya, dia kayaknya sih tau kalau toilet itu untuk pee dan poop, tapi belum mau diajak pee atau poop langsung di toilet, dan belum mau bilang, atau kadang baru bilang tapi pas udah kelar poop-nya, hahaa.. dasar bocah!
Akhir Juli kemarin kalau nggak salah, gue akhirnya memutuskan untuk mulai proses TT lagi dengan niat untuk lebih konsisten. Ternyata dengan merhatiin gerak-geriknya aja, gue bisa tau kapan Q mau poop! PR-nya adalah, tiap keliatan mau poop lalu ditawarin ke toilet, yang ada Q malah berontak ogah, dan berakhir dengan either dia poop di popok, atau malah ga jadi poop.
Setelah itu, gue coba metode lain. Kalau mukanya udah nunjukin gelagat mau ngeden, gue buka celananya sambil bilang permisi (gue selalu bilang permisi tiap kali mau buka baju/celana dan bersihin daerah kemaluannya), lalu angkat langsung ke depan toilet, buka popok, dudukin deh di kloset. Ternyata dengan gitu berhasil bikin dia poop di toilet! Ini dengan resiko, kalau lagi kurang beruntung, gue akan mendapati sebagian poop udah keburu keluar di popoknya, hahaa..
1-2 mingguan setelah mulai TT dengan cara ini, akhirnya tiap mau poop Q selalu bilang, dan udah hampir ga pernah poop di popok, kecuali kalau kita lagi ke tempat yang dia nggak tau di mana toiletnya, dan dia udah kebelet banget lalu akhirnya baru bilang poop pas udah kecium baunya.
Bulan lalu, akhirnya gue memberanikan diri untuk lepasin popoknya Q selama di rumah. Karena setelah gue perhatiin, popoknya selalu kering pas bangun tidur pagi dan siang, berarti Q sudah bisa mengontrol rasa pengen pipis. Sengaja mulainya dari hari Senin dan memutuskan untuk nggak keluar rumah jauh-jauh selama beberapa hari. Hari pertama habis, korbannya 3 celana, dan gue jadi tau kalau ternyata Q punya spot pee dan poop, which is di ruang kerja gue dan S, hahahaaa.. Gue ngajak Q ke toilet tiap 2 jam, dan tentu sajalah jawabannya "Nggaaakk!" ditolak gue mentah-mentah.
Tiap kebablasan pipis di celana, yang terjadi adalah: Q teriak plus nangis - lalu gue bilang, "Yaahh..basah ya? Lain kali, pipisnya di toilet yaa.." - angkat ke toilet - lepas celana, dudukin di kloset suruh pipis kalau masih mau pipis - berdiriin dan bersihin pinggang ke bawah yang kena pipis - keringin dan ganti celana bersih.
Kalau beruntung, pas ditanya "Mau pee?" dia akan nyahut "Ndee~" lalu ngajak ke toilet. Kalau nggak, yowes, gue ga maksa sih, paling terus bilang "Nanti kalau mau pee bilang bubun yaa, biar nggak basah lagi celana sama lantainya..". Gituuu terus selama beberapa hari.
Hari ke-2, celana yang jadi korban berkurang jadi 2, dan ada kemajuan dia mau bilang kalau pengen pee. Lalu dia mau ikutan nyuci si celana rendeman yang tadinya kena pee, hihii.. Hari ke-3 celana korban pee cuma 1, soalnya siangnya gue bawa Q main ke luar, jadilah si popok dipakai lagi.. Tadinya sempat ragu karena ada jeda pakai popok lagi, tapi ternyata pas pakai popok ini Q tetap bilang kalau mau pee dan poop.
Hari- hari berikutnya keliatannya Q sudah lolos TT, tapi gue masih ragu, jadi pas weekend kita ke Jakarta dan nginep di tempat budenya selama beberapa hari, Q tetep gue popokin. Ternyata meski pakai popok, Q udah nggak mau pee dan poop di popok lagi, maunya di toilet, jadi yasudlah akhirnya selama nggak ke luar rumah Q nggak pake popok lagi deh, sampe sekarang.. Jadilah mesti inget tiap mau pergi dan sampai ke tempat tujuan manapun yang ada toiletnya, selalu ajakin si bocah untuk pee dulu, biar nggak repot kalau kebelet nantinya.
By the way, tau kan potty seat yang ditemploking ke kloset duduk? Akhirnya nggak kepake lho, karena anaknya ga suka, lebih nyaman lansung duduk di kloset kelihatannya. Jadinya tiap kali duduk di kloset, Q harus sambil pegangan ke kaki gue, atau gue duduk di depannya dan dia poop sambil pegangan dan main-mainin muka gue (yang ini kegiatan favoritnya pas lagi poop, jangan tanya baunya yaa! hahaaaa..).
Sedikit tips soal toilet training bocah:
1. Siapkan dulu diri kita dan yakin dulu kalau anaknya udah mau diajak kerjasama dalam per-toilet training-an. Kitanya mesti bisa santai, dan anaknya mesti nggak dalam paksaan.
2. Kalau perlu, beli perlengkapan yang diperlukan, misalnya potty training atau potty seat. Pilih yang kira-kira menarik untuk si bocah, misalnya yang ada gambar karakter favoritnya. Kalau udah siap untuk lepas popok, boleh juga infestasi celana dalam anak atau training pants, semacam underwear tapi ada lapisan di tengahnya jadi kalau pas "bocor" bisa agak tertahan di situ.
3. Coba bikin rutinitas, misal setiap bangun tidur pagi dan sore habis bobok siang, ajak si kecil untuk pee di toilet. Ini adalah waktu pasti mereka ingin pee.
4. Kasih contoh dan jelaskan step by step ketika kita pee atau poop di toilet, mulai dari lepas celana, cuci tangan, sampai keringan dengan handuk dan pakai lagi celananya.
5. Baca tanda-tanda saat si kecil ingin pee atau poop. Jelaskan berulang-ulang (dengan super sabar) kalau ingin pee atau poop bilang aja, nanti kita bantu.
6. Kalau sampai bocor atau si kecil pee/poop di celana, jangan marah yaa! Namanya juga lagi belajar, wajar lah bocor sesekali. Tetap yakinkan si kecil untuk pee/poop di toilet dengan nada sekalem mungkin meski kepala cekot-cekot liat lantai kotor.
7. Jangan lupa untuk ajak si kecil pee sebelum tidur, sebelum bepergian, dan begitu sampai ke rumah (atau tempat lain) setelah bepergian yang cukup jauh.
8. Sabar, sabar, sabaaarrrr..!!
Qavi lolos TT di usia 2 tahun 5 bulan, dengan tanda kesiapan yang (menurut gue) sudah cukup jelas dari anaknya, dan dengan niat untuk beneran konsisten serta segudang tabungan sabar dari bubunnya, hahaa.. Ingat bahwa setiap anak itu unik dan beda, belum bisa pee/poop di toilet di usia yang sama dengan anak lain tidak berbanding lurus dengan kemampuan perkembangan si kecil ya moms! Karena kesiapan mereka kan beda-beda, jadi santai ajaaa.. :D
Sebenernya proses toilet training Q sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu, tapi cuma sekedar pengenalan toilet duduk dan potty training aja, tanpa lepas popok. Itupun guenya masih belum konsisten. ^^!
Hasilnya, dia kayaknya sih tau kalau toilet itu untuk pee dan poop, tapi belum mau diajak pee atau poop langsung di toilet, dan belum mau bilang, atau kadang baru bilang tapi pas udah kelar poop-nya, hahaa.. dasar bocah!
Akhir Juli kemarin kalau nggak salah, gue akhirnya memutuskan untuk mulai proses TT lagi dengan niat untuk lebih konsisten. Ternyata dengan merhatiin gerak-geriknya aja, gue bisa tau kapan Q mau poop! PR-nya adalah, tiap keliatan mau poop lalu ditawarin ke toilet, yang ada Q malah berontak ogah, dan berakhir dengan either dia poop di popok, atau malah ga jadi poop.
Setelah itu, gue coba metode lain. Kalau mukanya udah nunjukin gelagat mau ngeden, gue buka celananya sambil bilang permisi (gue selalu bilang permisi tiap kali mau buka baju/celana dan bersihin daerah kemaluannya), lalu angkat langsung ke depan toilet, buka popok, dudukin deh di kloset. Ternyata dengan gitu berhasil bikin dia poop di toilet! Ini dengan resiko, kalau lagi kurang beruntung, gue akan mendapati sebagian poop udah keburu keluar di popoknya, hahaa..
1-2 mingguan setelah mulai TT dengan cara ini, akhirnya tiap mau poop Q selalu bilang, dan udah hampir ga pernah poop di popok, kecuali kalau kita lagi ke tempat yang dia nggak tau di mana toiletnya, dan dia udah kebelet banget lalu akhirnya baru bilang poop pas udah kecium baunya.
Bulan lalu, akhirnya gue memberanikan diri untuk lepasin popoknya Q selama di rumah. Karena setelah gue perhatiin, popoknya selalu kering pas bangun tidur pagi dan siang, berarti Q sudah bisa mengontrol rasa pengen pipis. Sengaja mulainya dari hari Senin dan memutuskan untuk nggak keluar rumah jauh-jauh selama beberapa hari. Hari pertama habis, korbannya 3 celana, dan gue jadi tau kalau ternyata Q punya spot pee dan poop, which is di ruang kerja gue dan S, hahahaaa.. Gue ngajak Q ke toilet tiap 2 jam, dan tentu sajalah jawabannya "Nggaaakk!" ditolak gue mentah-mentah.
Tiap kebablasan pipis di celana, yang terjadi adalah: Q teriak plus nangis - lalu gue bilang, "Yaahh..basah ya? Lain kali, pipisnya di toilet yaa.." - angkat ke toilet - lepas celana, dudukin di kloset suruh pipis kalau masih mau pipis - berdiriin dan bersihin pinggang ke bawah yang kena pipis - keringin dan ganti celana bersih.
Kalau beruntung, pas ditanya "Mau pee?" dia akan nyahut "Ndee~" lalu ngajak ke toilet. Kalau nggak, yowes, gue ga maksa sih, paling terus bilang "Nanti kalau mau pee bilang bubun yaa, biar nggak basah lagi celana sama lantainya..". Gituuu terus selama beberapa hari.
Hari ke-2, celana yang jadi korban berkurang jadi 2, dan ada kemajuan dia mau bilang kalau pengen pee. Lalu dia mau ikutan nyuci si celana rendeman yang tadinya kena pee, hihii.. Hari ke-3 celana korban pee cuma 1, soalnya siangnya gue bawa Q main ke luar, jadilah si popok dipakai lagi.. Tadinya sempat ragu karena ada jeda pakai popok lagi, tapi ternyata pas pakai popok ini Q tetap bilang kalau mau pee dan poop.
Hari- hari berikutnya keliatannya Q sudah lolos TT, tapi gue masih ragu, jadi pas weekend kita ke Jakarta dan nginep di tempat budenya selama beberapa hari, Q tetep gue popokin. Ternyata meski pakai popok, Q udah nggak mau pee dan poop di popok lagi, maunya di toilet, jadi yasudlah akhirnya selama nggak ke luar rumah Q nggak pake popok lagi deh, sampe sekarang.. Jadilah mesti inget tiap mau pergi dan sampai ke tempat tujuan manapun yang ada toiletnya, selalu ajakin si bocah untuk pee dulu, biar nggak repot kalau kebelet nantinya.
By the way, tau kan potty seat yang ditemploking ke kloset duduk? Akhirnya nggak kepake lho, karena anaknya ga suka, lebih nyaman lansung duduk di kloset kelihatannya. Jadinya tiap kali duduk di kloset, Q harus sambil pegangan ke kaki gue, atau gue duduk di depannya dan dia poop sambil pegangan dan main-mainin muka gue (yang ini kegiatan favoritnya pas lagi poop, jangan tanya baunya yaa! hahaaaa..).
Sedikit tips soal toilet training bocah:
1. Siapkan dulu diri kita dan yakin dulu kalau anaknya udah mau diajak kerjasama dalam per-toilet training-an. Kitanya mesti bisa santai, dan anaknya mesti nggak dalam paksaan.
2. Kalau perlu, beli perlengkapan yang diperlukan, misalnya potty training atau potty seat. Pilih yang kira-kira menarik untuk si bocah, misalnya yang ada gambar karakter favoritnya. Kalau udah siap untuk lepas popok, boleh juga infestasi celana dalam anak atau training pants, semacam underwear tapi ada lapisan di tengahnya jadi kalau pas "bocor" bisa agak tertahan di situ.
3. Coba bikin rutinitas, misal setiap bangun tidur pagi dan sore habis bobok siang, ajak si kecil untuk pee di toilet. Ini adalah waktu pasti mereka ingin pee.
4. Kasih contoh dan jelaskan step by step ketika kita pee atau poop di toilet, mulai dari lepas celana, cuci tangan, sampai keringan dengan handuk dan pakai lagi celananya.
5. Baca tanda-tanda saat si kecil ingin pee atau poop. Jelaskan berulang-ulang (dengan super sabar) kalau ingin pee atau poop bilang aja, nanti kita bantu.
6. Kalau sampai bocor atau si kecil pee/poop di celana, jangan marah yaa! Namanya juga lagi belajar, wajar lah bocor sesekali. Tetap yakinkan si kecil untuk pee/poop di toilet dengan nada sekalem mungkin meski kepala cekot-cekot liat lantai kotor.
7. Jangan lupa untuk ajak si kecil pee sebelum tidur, sebelum bepergian, dan begitu sampai ke rumah (atau tempat lain) setelah bepergian yang cukup jauh.
8. Sabar, sabar, sabaaarrrr..!!
"Believe it or not, when your child is mentally and physically ready to learn this new skill, he will. And if you wait until he's really ready to start, the process shouldn't be too painful for either of you." - BabyCenter
Qavi lolos TT di usia 2 tahun 5 bulan, dengan tanda kesiapan yang (menurut gue) sudah cukup jelas dari anaknya, dan dengan niat untuk beneran konsisten serta segudang tabungan sabar dari bubunnya, hahaa.. Ingat bahwa setiap anak itu unik dan beda, belum bisa pee/poop di toilet di usia yang sama dengan anak lain tidak berbanding lurus dengan kemampuan perkembangan si kecil ya moms! Karena kesiapan mereka kan beda-beda, jadi santai ajaaa.. :D
0 comments